Jumat, 30 Maret 2018

Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan



A.   Pengertian dan manfaat neraca

Neraca (balance sheet) adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan (Aktiva), kewajiban-kewaiban (utang) dan hak para pemilik perusahaan yang tertanam dalam sumber-sumber perusahaan tersebut (modal pemilik) pada suatu saat.

                              Aktiva = Utang + Ekuitas Pemilik

Neraca harus disusun secara sistematis agar dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan keuangan perusahaan. Sistematis dalam artian urutan penyajian  pos-pos dalam neraca harus berdasarkan likuiditasnya, investasi jangka panjang urutan berdasarkan sifat-sifatnya, aktiva tetap berdasarkan kekekalannya. Secara umum neraca diklasifikasikan menjadi pos-pos lancar dan nonlancar. Namun pada industry tertentu ada juga yang mengklasifikasikan menjadi asset produktif dan non produktif, ini biasanya terjadi pada industry perbankan, atau asset berisiko dan tidak berisiko, asset moneter dan nonmoneter.
Informasi yang dapat diperoleh dari analisis neraca diantaranya adalah informasi tentang :
·         Likuiditas, likuiditas perusahaan yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Informasinya dapat diperoleh dengan membandingkan aktiva lancar dengan dengan utang lancar (current ratio) atau antara quick assets dengan current liabilities  (quick Ratio)
·         Solvabilitas, solvabilitas (solvency) perusahaan yaitu kemampuan perusahaan membayar seluruh  utang lancar dan utang jangka panjangnya. Yaitu dengan membandingkan total aktiva dengan total uang, antara total uang dengan ekuitas pemilik, atau antara total asset dengan ekitas pemilik.
·         Fleksibilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk menambah jumlah dananya dengan  membandingkan antara total uang dengan ekuitas pemilik.

B.      Keterbatasan neraca
Neraca menyajikan keadaan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi berterima umum (generally accepted accounting principles) pada tanggal tertentu. Hal ini menimbulkan beberapa keterbatasan yaitu :
1.      Neraca disajikan dengan dasar nilai historis dalam menilai dan melaporkan aktiva dan utang-utangnya, sehingga neraca tidak menggambarkan nilali sekarang (current value) dari perusahaan.
2.      Kesulitan pengguanaan taksiran atau etimasi dalam pengukuran aktiva, seperti kolektibilitas piutang, taksiran harga pasar sediaan, dan penetuan umur ekonomis aktiva tetap, dan sebagainya.
3.      Tidak semua informasi yang bersifat finansial bagi perusahaan dapat disajikan dalam neraca karena tidak ada dasar pencatatan yang obyektif.
4.      Apabila perusahaan ingin membandingkan neraca perusahaannya dengan neraca perusahaan lain, ketidaksamaan dalam klasifikasi, metode akutansi dan etimasi akutansi akan menyulitkan perbandingan neraca antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya.

C.   Komponen neraca
Komponen neraca diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Aktiva (assets), adalah manfaat ekonomik masa depan yang cukup pasti diperoleh atau didkendalikan oleh suatu entitas sebagai hasil dari peristiwa atau transaksi yang lalu. Aktiva diklasifikasikan dalam neraca menurut urutan likuiditasnya sebagai berikut :
a.       Aktiva lancar
b.      Investasi jangka panjang (penyertaan)
c.       Aktiva tetap atau properti, pabrik dan peralatan
d.      Aktiva tak berwujud
e.       Aktiva lain-lain
Karakteristik aktiva menurut FASB (1985) adalah :
a.       Manfaat ekonomis masa depan yang  cukup pasti, meliputi kapasitas untuk menyumbang secara langsung atau tidak langsung terhadap aliran masuk kas bersih masa datang.
b.      Sebuah entitas tertentu dapat memperoleh dan mengendalikan akses entitas-entitas lain terhadapmanfaat tersebut.
c.       Transaksi atau kejadian lain yang memberikan kenaikan hak atau pengendalian entitas tersebut terhadap yang telah terjadi.

2.      Kewajiban, adalah pengorbanan manfaat ekonomik yang cukup pasti dan timbul dari keharusan sekarang dari suatu entitas untuk mentransfer suatu asset atau menyediakan jasa kepada entitas lain di masa yang akan datang sebagai akibat peristiwa atau transaksi yang lalu. Kewajiban diklasifikasikan dalam neraca menurut urutan jatu temponya (likuiditasnya) sebagai berikut :
a.       Kewajiban lancar (jangka pendek)
b.      Kewajiban jangka panjang
c.       Kewajiban lain-lain
Kewajiban memiliki tiga komponan penting, yaitu :
a.       Akibat dari transaksi (peristiwa)  masa lalu. Kewajiban hanya diakui  jika transaksi yang mengakibatkan timbulnyakewajiban tersebut sudah terjadi.
b.      Penyerahan aktiva (jasa) di masa mendatang yang cukup pasti. Kewajiban selalu mengharuskan debitur untuk menyerahkan aktiva (jasa) kepada pihaklain di masa menatang.
c.       Keharusan sekarang. Penyeraha altiva (jasa)di masa depan itu merupakan keharusan sekarang.
3.      Ekuitas, adalah hak sisa yang ada di  dalam aktiva suatu entitas sesudah dikurangi dengan kewajiban. Ekuitas diklasifikasikan dalam neraca berdasarkan sifat kekekalannya sebagai berikut :
a.       Modal saham
b.      Agio saham (kelebihan setoran modal)
c.       Saldo laba

Berikut komponen-komponen neraca yang lebih terperinci :
1.     Asset
Menurut SAK (2007), asset adalah sumberdaya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.
Aktiva atau asset perusahaan berasal dari peristiwa atau transaksi lain yang tejadi di masa lalau. Perusahaan biasanya memperoleh aktiva melalui pembelian atau produksi sendiri, tetapi peristiwa lain jua da pat menghasilkan aktiva.
a.       Aktiva lancar (current asset)
Menurut PSAK No. 1 (revisi 1998), suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut
-          Dikperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan
-          Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek  dan diharapkan akan direalisasikn dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca
-          Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi
Menurut skousen, stice and stice (2000), aktiva lancar yang paling umum adalah kas, piutang dan sediaan. Berikut ini merupakan siklus operasi normal perusahaan.

Umumnya siklus operasi normal perusahaan adalah kurang dar satu tahun, tetapi bila lebih dari satu tahun maka yang digunakan sebagai pedoman untuk menentukan lancar tidaknya suat aktiva adalah siklus kegiatan norma.
Siklus kegiatan normal adalah waktu  rata-rata yang diperlukan untuk membeli bahan baku dan bahan habis pakai, kemudian diolah untuk dijual sehingga kas menjadi kembali.
Pada umumnya, aktiva lancar akan meliputi pos-pos sebagai berikut
Ø  Kas dan setara kas, yaitu uang tunai atau rekening giro/depositi di bankdan alat pembayaran lain (check, slipnkartu debet bank) yang dapat disamakan dengan uang kas, yang tersedia untuk kegiatan umum perusahaan. Kas atau bank dibatasi penggunaannya untuk dana yang disisihkan untuk perolehan aktiva tetap atau pelunasan utang jangka panjang tidak dapat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Dalam neraca kas/bank disajikan  sebesar nilai nominalnya.
Ø  sekuritas (efek).menurut PSAK No.24par.11. adalah barang berharga . Yaitu surat pengakuan uang,surat berharga komersial, saham, oblogasi, tanda terima uang dan penyertaan kontrak investasi kolektif. Surat berharga harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a) punya pasar yang luas dan dapat diperjual belikan dengan harga relatif stabil
b) dimaksudkan untuk di jual kembali untuk jangka pendek
c) tidak dimaksudkan untuk mengendalikan perusahaan lain
Ø  Piutang , piutang di golongkan dalam 2 kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha,wesel,piutang lain-lain harus disajikan secara terpisah dineraca jumlah bruto dikurangi taksiran jumlah yang tidak bisa ditagih,dikenal dengan nilai realisasi neto.
Ø  persediaan . Pengertian mnurut PSAK No.24 par 3, adalah aset yang :
a)Tersedia untuk di jual dalam kegiatan usaha normal
b) dalam proses produksi dan dalam perjalanan
c) dalam bentuk bahan untuk digunakan dama proses produksi biaya dibayar di muka , yaitu biaya sang sudah dibayar tetapi masih memiliki manfaat ekonomis

2.     investasi jangka panjang
berutujuan untuk memperoleh pendapatan tetap atau untuk memperoleh kenaikan harga jual . Investasi jangka panjang umumnya terdiri atas salah satu jenis jenis invertasi berikut:
      Investasi dalam bentuk oblogasi saham atau wesel
      Investasi dalam bentuk aktiva tetap ditak untuk kegiatan usaha
      Investasi dalam bentuk dana dana khusus
3.     aktiva tetap berwujud dan tak berwujud
aktiva bewujud dapat diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun sendiri  Aktiva tak berwujud mencerminkan hak-hak istimewa atau posisi yng menguntungkan oerusahaan daklam mendapatkan keuntungan

D.   BENTUK NERACA
1. bentuk akun
Dalam bentuk akun atau rekening aktiva dilaporkan padda sisi sebelah kiri dan kewajiban serta ekuitas pemilik di sebelah kanan benttuk ini sering di pakai , khususnya pada perusahaan yang ingin menyajikan neraca komperasi dalam dua tahun
            2. Bentuk laporan
Pada bentuk laporan bagian aktiva , kewajiban dan modal pemilik disusun secara vertikal . Bentuk laporan ini lebih populer karena dapat membandingkan 2 buah neraca attau lebih untuk tahun-tahun yang berurutan.
Kegiatan Belajar 2.
A.   CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
            Catatan atas Laporan Keuangan merupakan komponen laporan keuangan yang baru yang kedudukannya menggantikan Nota Perhitungan Anggaran. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan, daftar rinci, dan analisis suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang memadai.

Hal-hal yang Ditulis dalam Catatan Atas Laporan Keuangan  
      Ulasan umum tentang perusahaan yang bersangkutan
      Ikhtisar yang menjelaskan tentang kebijakan akuntansi perusahaan
      Menjelaskan semua hal pada setiap akun dalam laporan keuangan dan juga berbagai informasi lainnya.
      Penjelasan tentang dasar yang diambil untuk menyusun laporan keuangan serta kebijakan akuntansi yang diberikan pada setiap transaksi dan peristiwa penting dalam keuangan perusahaan.
      Laporan yang tidak tercantum dalam laporan keuangan tapi diwajibkan di dalam PSAK.
      Berbagai informaski lainnya yang perlu disajikan dengan wajar tetapi tidak disajikan di dalam laporan keuangan.

B.   TEKNIK PENGUNGKAPAN INFORMASI TAMBAHAN
a. Parenthical Explanation
            Teknik ini merupakan salah satu teknik yang bisa digunakan untuk mengungkapkan kebijakan-kebijakan tertentu di luar format umum laporan keuangan yang utama. Keunggulan dari cara ini adalah meminimalisasi kemungkinan yang akan terjadi atas kelalaian pemakai laporan keuangan untuk melihat pengungkapan berupa notes (catatan) terintegrasi di bawah laporan keuangan.
b. Catatan kaki
            Laporan keuangan saat ini telah memunculkan apa yang bisa disebut sebagai era catatan kaki. Di satu pihak, cara ini merupakan peningkatan dalam pelaporan karena menghasilkan pengungkapan secara lebih lengkap peristiwa – peristiwa keuangan dan dat keuangan yang
C. Referensi Silang dan Pos-Pos Kontra
            Referensi silang merupakan suatu hubungan antara aktiva dengan hutang dalam neraca.Selain itu dapat juga dibuat akun kontra atau akun pembantu. Di mana akun kontra merupakan akun yang akan mengurangi nilai aktiva, kewajiban maupun harta pemilik. Akun yang termasuk ke dalam golongan ini contohnya adalah Akumulasi Penyusutan.


D. Supporting schedule (Sekedul Pendukung)
            Karena neraca hanya membuat satu pos ikhtisar, maka dibuatlah suatu pencatatan yang bernama Supporting schedule yaitu, merupakan suatu schedule yang terpisah dari laporan keuangan untuk menyajikan informasi yang lebih rinci mengenai aktiva atau kewajiban tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan

A.    Pengertian dan manfaat neraca Neraca (balance sheet) adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusah...