MAKALAH
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
DISUSUN
OLEH
1. ANIS
AMBARWATI
2. LUSI
KURNIAWATI
3. ROBBY
BAGUS S.
UNIVERSITAS
TERBUKA UPBJJ YOGYAKARTA
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI
MODUL 9
Kegiatan Belajar 1 : komunikasi dan
komunikasi pemasaran terpadu
Komunikasi
merupakan proses penyampaian pesan kepada pihak lain dan memerlukan enam
elemen, yaitu: sebuah sumber, sebuah pesan, sebuah sal uran komuni kasi, peneri
ma, dan proses penyampai an (encoding) dan penerimaan (decoding) (Kerin, et.
al., 2007, h. 332).
Komunikasi
pemasaran merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penj
ual, dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pembuatan keputusan di bidang
pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara
menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik (Nickels, 1978, h. 300).
Komunikasi
pemasaran terpadu adalah penggunaan promosi yang terkoordinasi dan strategis
untuk menciptakan satu pesan yang konsisten lint as saluran komunikasi ganda
agar menimbulkan dampak persuasif yang maksimum pada pelanggan perusahaan baik
yang ada maupun pelanggan potensial.
A.
PENTINGNYA
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM PROSES ADOPSI
Proses
adopsi yang dilakukan oleh konsumen terjadi melalui beberapa tahapan seperti
dikemukakan oleh Assael (2004, h. 479), yaitu berikut ini :
1. Kesadaran
(awareness): cal on pembeli a tau pembeli potensial mengetahui adanya suatu
produk tertentu tetapi kurang mendetail, misalnya tidak mengetahui tentang
kegunaan produk tersebut atau cara pemakaiannya.
2. Pengetahuan
(knowledge): pembeli potensial tersebut melanjutkan prosesnya, yaitu mencari
informasi atau pengetahuan tentang produk yang dikehendaki.
3. Evaluasi
(evaluation): ia mulai menguji mental dengan menerapkan produk tersebut ke
dalam kondisi pribadinya, apakah fakta tentang produk itu diperkirakan cocok
atau tidak dengan keinginannya.
4. Percobaan
(trial): pembeli melakukan percobaan pertama kali produk tersebut untuk
menikmati penggunaannya. Jika pembeli tidak dapat mencoba lebih dulu karena
mungkin terlalu mahal atau sulit diperoleh,maka ada kemungkinan menemui beberpa
kesulitan dikemudian hari.
5. Adopsi
(adoption): pembeli mengambil keputusan apakah menerima atau menolak produk
yang sudah dicoba itu. Jika dalam tahap evaluasi dan percobaan penggunaannya
pembeli merasa puas, maka kemungkinan besar ia akan menerima/mengadopsi atau
mengambil keputusan beli.
6. Evaluasi
pascabeli (postpurchase evaluation): meskipun pembeli tersebut telah mengambil
keputusan untuk membeli atau mengadopsi suatu produk, namun ia dapat terus
mempertimbangkan kembali keputusannya dan berusaha mencari informasi yang dapat
memperkuat keputusannya.
B.
KERANGKA
AIDA
Kerangka
AIDA ini terdiri atas empat variabel pokok dan saling berhubungan dengan tugas-tugas
promosi, yaitu untuk:
1. mencari
perhatian (attention),
2. membangkitkan
minat (interest),
3. membangkitkan
keinginan (desire),
4. mendorong
tindakan (action).
C.
BAURAN
PROMOSI
Bauran promosi (promotion mix), atau disebut promosi
saja, merupakan salah satu variabel di dalam bauran pemasaran (marketing mix)
yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau
jasanya.
Promosi adalah fungsi pemasaran yang memfokuskan
pengomunikasian komponen-komponen program pemasaran secara persuasif kepada
khalayak sasaran untuk menunj ang pertukaran antara pemasar dan konsumen dan
untuk membantu mencapai tuj uan dari kedua belah pihak Burnett (1993).
Sedangkan 8olomon, et. al. (2008, h. 375) mengart i kan promosi sebagai koordi
nasi upayaupaya komunikasi pemasaran untuk mempengaruhi sikap atau periIaku.Bauran
promosi itu terdiri atas lima variabel meskipun dapat pula ditambahkan satu
variabel lagi seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2006, h. 496)
sebagai berikut.
1. Periklanan
: Bentuk presentasi dan promosi non pribadi melalui media tentang ide, barang,
dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
2. Penjualan
tatap muka (personal selling) : Presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan
satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.
3. Promosi
penjualan : Kegiatan pemasaran selain
penjualan tatap muka, periklanan, dan publisitas yang mendorong pembelian
konsumen dan efektivitas pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut, antara lain
peragaan, pertunjukan dan pameran, demonstrasi, dan sebagainya.
4. Hubungan
masyarakat : Upaya-upaya komunikasi yang dirancang oleh suatu organisasi untuk
mempengaruhi secara positif sikap terhadap organisasi itu, produknya dan
kebijakan-kebijakannya.
5. Publisitas
: Bentuk khusus hubungan masyarakat yang
melibatkan komunikasi tentang suatu organisasi, produknya, atau kebijakannya
melalui media tanpa biaya persponsoran dari organisasi itu.
6. Pemasaran
langsung : Penggunaan surat, telepon, fax, e-mail, dan alat kontak nonpersonal
lainnya untuk mengomunikasikan secara langsung atau mengumpulkan tanggapan
langsung dari pelanggan dan calon pelanggan spesifik.
7. Event
dan pengalaman : Aktivitas dan program yang disponsori perusahaan dan dirancang
untuk menciptakan interaksi sehari-hari atau interaksi yang terkait dengan
merek khusus.
D.
TUJUAN
PROMOSI
Dalam
praktek, promosi dapat dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan-tujuan berikut:
1. Modifikasi
Perilaku Orang-orang yang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan,
antara lain: mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan atau
instruksi, memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat.
2. Memberi
Tahu Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk memberi tabu pasar yang dituju
tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informatif umumnya lebih
sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal di dalam daur hidup produk.
3. Membujuk
Promosi yang bersifat membujuk (persuasij) umumnya kurang disenangi oleh
sebagian masyarakat. Namun, kenyataannya sekarang ini justru yang banyak muncul
adalah promosi yang bersifat persuasif. Promosi demikian ini terutama diarahkan
untuk mendorong pembelian.
4. Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan
merek produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama produk itu berada
dalam tahap kedewasaan di dalam daur hidup produk.
E.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI BAURAN PROMOSI
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan kombinasi terbaik dari
variabel-variabel bauran promosi. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Jumlah
Dana, Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi
bauran promosi. Perusahaan yang memiliki dana lebih besar, kegiatan promosinya
akan lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan yang hanya mempunyai sumber
dana lebih terbatas.
2. Sifat
Pasar, Beberapa macam sifat pasar yang mempengaruhi bauran promosi ini
meliputi:
a. Luas
pasar secara geografis
b. Konsentrasi
pasar
c. Macam
pembeli
3. Jenis
Produk, Faktor lain yang turut mempengaruhi strategi promosi perusahaan adalah
jenis produknya, apakah barang konsumen atau barang industrial. Dalam
mempromosikan barang konsumen perlu dipertimbangkan juga macam barangnya,
apakah barang konvenien, shopping, atau barang spesial. Pada barang industrial
pun juga demikian, cara mempromosikan instalasi akan berbeda dengan
perlengkapan operasi.
4. Tahap-tahap
dalam Daur Hidup Produk
a.
Pada tahap perkenalan
b.
Pada tahap pertumbuhan
c.
Pada tahap kedewasaan
d.
Pada tahap penurunan
F.
PELAKSANAAN
RENCANA PROMOSI
Pelaksanaan
rencana promosi akan melibatkan beberapa tahap, yaitu :
1. mengidentifikasi
pasar sasaran, Pasar sasaran atau segmen pasar yang ingin dilayani oleh
perusahaan dalam kampanye promosinya harus dapat dibatasi secara terpisah
menurut faktor demografis atau psikhografis. Pembahasan ini dapat dilakukan
melalui riset pasar.
2. menentukan
tujuan, Tentang tujuan promosi telah dibahas di muka, dan merupakan langkah
berikutnya setelah menantikan siapa calon pelanggan untuk kegiatan promosi.
Sungguh tidak mungkin merencanakan program promosi tanpa manajer mengetahui
tentang tujuan atau apa yang hendak dicapainya.
3. merancang
pesan, Tahap selanjutnya dimulai dengan mempersiapkan pesan yang tepat untuk
mencapai pasar sasaran. Tentu saja, sifat pesan itu akan berbeda-beda,
bergantung pada tujuan promosinya. Jika suatu produk masih berada pada tahap
perkenalan dalam daur hidupnya, maka informasi tentang produk akan menjadi tema
utama dalam promosinya.
4. menentukan
bauran promosi, Fungsi penjualan tatap muka dapat menjelaskan lebih terang
tentang pesan periklanan yang menyatakan penawaran produk atau jasa sesuai
dengan keinginan pembeli.
5. memilih
saluran komunikasi, Pemilihan saluran komunikasi berkaitan dengan dua macam
saluran, yaitu saluran komunikasi perorangan (personal communication channel)
dan saluran komunikasi nonperorangan (nonpersonal communication channel).
Sesuai dengan konsep tentang komunikasi pemasaran terpadu, sebaiknya pemasar
mengombinasikan kedua saluran komunikasi tersebut untuk mencapai tujuan.
6. menyusun
anggaran, Penyusunan anggaran promosi bukanlah tugas yang ringan bagi pemasar,
karena setiap anggaran yang dibuat harus dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.
7. mengukur
efektivitas, Pengukuran efektivitas ini sangat penting bagi manajer. Setiap
alat promosi mempunyai pengukuran yang berbeda-beda. Hal ini juga dibahas di
belakang. Tanpa dilakukannya pengukuran efektivitas tersebut akan sulit bagi
perusahaan untuk mengetahui apakah tujuan dapat dicapai atau tidak.
8. mengendalikan
serta memodifikasi kampanye promosi, Setelah dilakukan pengukuran efektivitas,
ada kemungkinan diadakan perubahan rencana promosi. Perubahan dapat terjadi
pada bauran promosi, bauran media, pesan, anggaran promosi, atau cara
pengalokasian anggaran tersebut.
G. PELUANG PERIKLANAN
Kegiatan periklanan (sebagai bagian dari bauran pemasaran) yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan bergantung pada
beberapa faktor, seperti:
1. jenis produk
2.
sifat pasarnya
3. keadaan persaingan, dan sebagainya.
Keputusan-keputusan yang
menyangkut periklanan selalu berkaitan dengan aspek komunikasi
pemasaran lainnya,
seperti: penjualan tatap muka, promosi penjualan, publisitas, dan hubungan
masyarakat. Sebelum menentukan anggaran dan perencanaan periklanan yang lain,
manajer harus menentukan lebih dulu apakah periklanan perlu dilakukan.
Penaksiran peluang untuk periklanannya dimulai dengan memperkirakan potensi permintaan primer dan permintaan selektif. Manajer harus
memperkirakan juga keadaan-keadaan yang merupakan akibat dari periklanan itu.
H. AKIBAT PERIKLANAN PADA PERMINTAAN PRIMER DAN SELEKTIF
Periklanan dapat mendorong
permintaan primer maupun permintaan selektif atau kedua-duanya. Pada permintaan
primer terdapat kenaikan permintaan untuk kategori produk melalui
peningkatan konsumsi per kapita atau melalui penambahan beberapa pembeli baru.
Sedangkan pada permintaan selektif terdapat
kenaikan permintaan untuk suatu merek tertentu dalam kategori produk. Sering persaingan timbul
pada waktu masing-masing merek berusaha meningkatkan permintaan selektifnya
yang akan mengakibatkan kenaikan dalam permintaan primer.
Ada anggapan bahwa kurva
permintaan yang dijumpai perusahaan adalah tetap. Jika harga diturunkan maka
kurva permintaannya akan mempunyai arah menurun dan penjualan meningkat.
Tingkat penjualan baru tersebut cenderung menghasilkan laba lebih besar seperti
yang terlihat
pada sebuah fungsi dari bentuk kurva
permintaan dan perilaku biaya variabel.
Fungsi Permintaan Produk X
Peningkatan biaya
periklanan dapat mengubah kurva permintaan ke kanan dan dapat pula mengubah
bentuknya. Misalnya, jumlah penjualan dalam unit produk "X" (Q)
merupakan fungsi harga (P):
Q (0) = 4.000 - 40 p [1]
Fungsi permintaan ini
menganggap bahwa periklanannya sama dengan nol.
Fungsi untuk biaya
periklanan (A) sebanyak Rp 10.000,00 adalah:
Q (10.000) = 4.800- 40 p [2]
Perubahan ini dapat
dilihat pada Gam bar 9. 7. Di sini, perusahaan dapat mencapai penjualan lebih
besar pada tingkat harga yang sama. Pada harga Rp 60,00 perusahaan berharap
dapat menjual 2.400 unit produk X, tidak lagi 1.600 unit. Dalam diagram
tersebut, hal ini ditunjukkan dengan perubahan dari titik P1ke titik P2. Pada
altematif lain, perusahaan dapat menetapkan harga lebih tinggi dengan volume
yang ada. Dengan meningkatkan periklanan, perusahaan dapat menaikkan harga
produknya dari Rp 60,00 menjadi Rp 80,00 dan masih menjual 1.600 unit. Hal ini
dapat dilihat sebagai perubahan dari titik P1 ke titik P3.
I. KRITERIA UNTUK PERIKLANAN YANG EFEKTIF
Faktor-faktor yang dapat
memperkuat pengubahan peluang periklanan yaitu:
1. tren permintaan primernya menguntungkan;
2. pembedaan produk (product
differentiation) telah dilakukan;
3. kualitas produk dianggap penting bagi konsumen;
4. dana untuk periklanan telah tersedia.
Pada saat permintaan
bertambah, sering terdapat peluang untuk daya tarik periklanan yang selektif.
Daya tarik yang selektif tersebut lebih efektif jika produknya memiliki atribut
yang unik.
J. TUJUAN PERIKLANAN
Pada umumnya, tujuan utama
perusahaan adalah mencari laba. Konsekuensinya, manajer harus memilih
alternatif periklanan yang dapat menciptakan nilai sekarang (present
value) tertinggi untuk laba jangka panjangnya. Sedangkan organisasi
nonlaba lebih mementingkan manfaat dari pada laba. Tujuan periklanan bagi suatu
barang akan tergantung pada tahap yang ada di dalam daur hidup produk tersebut.
Biasanya, periklanan produk baru dilakukan untuk:
1. memberikan kesadaran pada pembeli tentang adanya produk baru
tersebut;
2.
mendorong distribusi merek
baru;
3. menunjukkan kepada pembeli dengan suatu
alasan bagi pembelian produk tersebut.
Semua itu ditujukan untuk
mempertahankan posisi pasar produk tersebut.
Adapun tujuan pokok
periklanan adalah untuk meningkatkan permintaan bagi produk. Permintaan dapat
ditingkatkan dengan cara:
1. menaikkan jumlah pembeli;
2. menaikkan tingkat penggunaan barang di antara pembeli yang ada.
K. JENIS PERIKLANAN
Berdasarkan tujuannya,
apakah ditujukan kepada pembeli akhir atau ditujukan kepada penyalur,
periklanan dapat dibedakan ke dalam dua golongan yaitu:
1.
Pull
Demand Advertising
Pull demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada pembeli akhir agar
permintaan produk bersangkutan meningkat. Biasanya produsen menyarankan kepada
para konsumen untuk membeli produknya ke penjual terdekat. Jadi, pasar
sasarannya adalah konsumen akhir. Pull
demand advertising juga disebut consumer
advertising.
2.
Push
Demand Advertising
Push demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada para penyalur. Maksudnya
agar para penyalur bersedia meningkatkan permintaan produk bersangkutan dengan
menjualkan sebanyak-banyaknya kepada pembeli atau pengecer. Barang yang
diiklankan biasanya berupa barang industrial meskipun tidak menutup kemungkinan
untuk barang konsumen. Jadi, pasar sasarannya adalah penyalur. Push Demand advertising juga disebut trade advertising.
L. MENDEFINISIKAN TUJUAN PERIKLANAN
Ada dua situasi yang tidak memungkinkan
penjualan digunakan. Situasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pertama, terjadi pada waktu pengaruh periklanan tidak dapat dipisahkan
dari pengaruh elemen lain dalam bauran pemasaran.
2.
Kedua,
terjadi pada saat pengaruh periklanan yang sedang dilakukan tidak dapat
dipisahkan dari pengaruh periklanan yang lalu. Dalam hal ini, kadang-kadang
perubahan sikap atau
pengetahuan pembeli dapat dipakai sebagai tanda terjadinya perubahan dalam perilaku pembelian.
Tujuan periklanan tidak
dapat dinyatakan dalam istilah penjualan maka harus didefinisikan dalam istilah
variabel-variabel campuran
yang menghubungkan periklanan dengan penjualan. Alat untuk pendekatan ini dapat
dijumpai dalam hipotesis tentang suatu hierarki pengaruh
(hierarchy
of effects).
1.
Hierarki
Pengaruh
Hipotesis tentang hierarki pengaruh menyatakan bahwa periklanan
memberikan petunjuk kepada konsumen melalui suatu rangkaian tahap yang mencapai puncaknya pada tindakan pembelian.
Berdasarkan pada tahap-tahap dalam hierarki pengaruh tersebut, konsumen dapat
digolongkan ke dalam tujuh kelompok, yaitu berikut ini.
a.
Kelompok pertama terdiri
atas pembeli-pembeli potensial yang tidak
menyadari tentang adanya produk tersebut.
b.
Kelompok kedua terdiri
atas konsumen yang menyadari adanya
produk tersebut.
c.
Kelompok ketiga terdiri
atas konsumen yang mempunyai
pengetahuan tentang produk tersebut beserta manfaatnya.
d.
Kelompok keempat terdiri
atas konsumen yang menyukai produk
tersebut.
e.
Kelompok kelima merupakan
kelompok konsumen yang mempunyai
pilihan terhadap produk tersebut melebihi semua
kemungkinan lainnya.
f.
Kelompok keenam terdiri
atas konsumen yang mempunyai pendirianbahwa
mereka harus membeli produk tersebut.
g.
Kelompok terakhir terdiri
atas konsumen yang membeli produk
tersebut.
2.
Kualifikasi
Tingkat kegiatan periklanan yang lebih tinggi tidak berhasil
memperkuat hubungan antara kesadaran dengan pembelian. Namun, studi ini telah
membuktikan bahwa kesadaran yang lebih tinggi dapat berada secara berdampingan
dengan tingkat pembelian yang lebih tinggi, tetapi tidak dapat memastikan bahwa
kesadaran bisa menciptakan atau bahkan memperbesar tingkat pembelian (Palda,
1966). Penelitian lain telah memperlihatkan bahwa beberapa variabel berselang (intervening variable) dalam proses
pembelian merupakan faktor yang penting
dalam menjelaskan variansi dalam perilaku secara agregat. Nilai dari
variabel-variabel tersebut berbeda menurut golongan barang dan mereknya.
Penelitian tersebut menemukan bahwa perubahan-perubahan dalam sikap berhubungan
lebih erat dengan pembelian dari pada perubahan-perubahan dalam kesadaran.
Temuan-temuan itu juga menyarankan bahwa sikap memprediksi pangsa pasar lebih
baik dari pada pangsa pasar yangn memprediksi sikap. Hasil tersebut cenderung
menyimpulkan bahwa perubahan sikap mendahului, bukannya mengikuti perubahan
perilaku (Assael dan Day, 1968). Akan tetapi, riset juga memperlihatkan bahwa
dalam beberapa kasus, kesadaran terhadap periklanan berpengaruh pada perilaku
melalui sikap (Aaker dan Day, 1971). Sifat hubungan sikap-perilaku dan
kontroversi hierarki pengaruh tetap tidak teratasi. Alasannya adalah adanya
pengukuran yang tidak memadai tentang konsep tersebut
3.
Model Proses Periklanan
Beberapa strategi periklanan dapat dipakai untuk menerapkan
model proses periklanan, yaitu:
a)
mempengaruhi kriteria yang
menentukan pemilihan golongan barang;
b)
mengubah relevansi atribut
produk (menciptakan atribut baru yang menonjol);
c)
mengubah atribut yang
mencantumkan merek perusahaan;
d)
mengubah atribut yang
sudah bermerek;
e) mengubah atribut yang juga dimiliki oleh merek saingan.
M. PROSES PENENTUAN
TUJUAN PERIKLANAN
Jika tingkat penjualan telah ditentukan maka dana yang
disediakan untuk periklanan dapat diperoleh dengan mengurangi:
1. biaya produksi;
2. biaya tidak langsung (overhead cost);
3. laba dari pendapatan potensial
Proses penentuan tujuan ini melibatkan suatu hierarki tentang kemampuan mendapatkan laba (profitability), penjualan, dan komunikasi
N. ANGGARAN PERIKLANAN
Manajer pemasaran
memerlukan suatu metode untuk menetapkan anggaran periklanan. Efisiensi dari
prosedur ini sering tergantung
pada kemampuan perusahaan untuk mengukur efektivitas periklanannya.
Teknikteknik yang dapat dipakai untuk menyusun anggaran periklanan, antara lain
pendekatan:
1.
Pendekatan
Subyektif
Metode subyektif dapat dipakai untuk menyusun anggaran
berdasarkan pendapat dan pengalaman seseorang atau manajer. Umumnya, manajer
mempunyai tugas mengalokasikan anggaran tetap (fixed budget) di antara biaya periklanan dan biaya pernasaran
lainnya.
2.
Pendekatan
Pedoman Tetap
Pendekatan ini menyangkut penentuan
anggaran periklanan dalam bentuk persentase dari penjualan, jumlah tetap per
unit, atau seperti yang ditentukan oleh perusahaan saingan.
3.
Pendekatan
Tujuan-Tugas
Pendekatan ini menyangkut penentuan
tujuan, kemudian menentukan pelaksanaan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pendekatan ini dipakai oleh perusahaan mulai dengan menentukan tujuan untuk
periklanannya
4.
Pendekatan
Normatif
Pendekatan normatif ini menyangkut
penentuan anggaran periklanan yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pendekatan ini menggunakan dasar penjualan karena penjualan ini
dapat memaksimumkan laba.
0. PEMILIHAN MEDIA
Tujuan di dalam
perencanaan media adalah memilih media manakah yang dianggap paling tepat untuk
digunakan dalam berpromosi. Media yang akan dipilih meliputi:
1. televisi,
2.
radio,
3.
majalah,
4.
surat kabar,
5.
atau media lain.
P. MEDIA
Media merupakan alat yang
digunakan dalam kegiatan periklanan. Media bukanlah suatu alat penyampaian
pesan yang pasif, bahkan sering media itu dapat mempengaruhi efektivitas
pesannya. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan di dalam pemilihan media
ini, adalah:
1. produk yang diiklankan;
2.
sistem distribusi
produknya;
3.
editorial;
4.
kemampuan teknis media;
5.
strategi periklanan
saingan;
6.
sasaran yang dapat
dicapai;
7.
karakteristik media;
8.
biaya.
Q. DUPLIKASI
Satu iklan yang sama
sering dimuat dalam beberapa media yang berbeda oleh sponsornya. Pada suatu
saat orang melihat iklan tersebut pada sebuah surat
kabar dan juga melihat pada sebuah majalah atau pada surat kabar lain, disebut duplikasi.
Duplikasi dalam program
periklanan dapat diestimasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut.



1 + KD/ A
di mana:
C = Jumlah orang yang
menikmati satu atau beberapa kali selama kampanye.
K
= Konstanta, diperkirakan berkisar an tara 1,125 sampai 1,5.
D
= Jumlah orang yang mengalami duplikasi (menikmati iklan yang
sama
pada beberapa media) dalam
sekumpulan media.
A = Jumlah seluruh pelanggan dalam sekumpulan
media.
R. MODEL MEDIA KOMPUTER
Pendekatan tradisional
untuk memilih media dengan mengandalkan pada pendapat dan pengalaman masih
dianggap kurang meyakinkan karena tidak dapat dipakai untuk mempertimbangkan
kombinasi beberapa media yang jumlahnya sangat besar.
Di dalam model ini
terdapat dua kelompok, yaitu berikut ini.
1. Dengan membuat beberapa asumsi yang memadai maka skedul media
yang paling baik dapat diperoleh.
2. Dengan membuat asumsi-asumsi yang lebih luas (kurang membatasi),
maka tidak dapat diketahui apakah skedul media yang paling baik tersebut
optimal atau tidak.
Linear
programming adalah sebuah pendekatan penyelesaian
masalah yang dikembangkan untuk situasi-situasi yang melibatkan maksimisasi
atau minimisasi sebuah fungsi linear dengan memperhatikan batasan-batasan yang
membatasi sejauh mana tujuan dapat dicapai.
S. PEMILIHAN MEDIA DENGAN LINEAR PROGRAMMING
Pengalokasian ini
dilakukan dengan suatu cara di mana kriteria yang disebutfungsi tujuan (objective function) dapat mencapai nilai
maksimumnya dalam faktor-faktor pembatas (kendala) yang ada. Salah satu sumber
kendala adalah jumlah uang yang disediakan untuk periklanan.
Pemecahan masalah alokasi
media dengan pemrograman linear ini harus ditinjau sebagai perkiraan pertama
karena pendekatan ini mempunyai tiga kelemahan, yaitu berikut ini.
1. Fungsi tujuan tidak selalu linear. Dalam hal ini kegiatan
ulangan tidak selalu memberikan akibat yang sama.
2.
Ongkos media tidak
konstan. Sering pengusaha media memberi potongan untuk iklan yang
berulang-ulang atau iklan yang memerlukan ruang besar.
3. Kelemahan ketiga ini mungkin dianggap paling penting, yaitu
kegagalan untuk mendapatkan duplikasi terbesar.
Berikut ini akan diberikan
contoh sederhana penggunaan pemrograman linear dalam penentuan bauran media.
1. Asumsi-asumsi
Meskipun dalam teknik tersebut sudah dinyatakan adanya beberapa
kendala, namun kiranya masih perlu ditunjukkan beberapa anggapan, antara lain:
a) efektivitas yang diukur dinyatakan sebagai jumlah tampilan;
b) respons terhadap penempatan pada media adalah konstan;
c) biaya penempatan pada media adalah konstan;
d) tidak ada akibat-akibat antar media;
e) penempatan-penempatan tersebut merupakan variabel yang terus
menerus.
Kemampuan perusahaan untuk mengukur efektivitas periklanannya
dianggap sangat penting karena perusahaan dapat:
a)
menentukan iklan yang
lebih efektif dan efisien,
b)
menentukan tingkat
pengeluaran untuk periklanan yang optimal, dan
c)
mengalokasikan dana yang
tersedia untuk periklanan pada media yang akan dipakai.
2.
Bentuk
Penyelesaian
Dalam penyelesaian ini perlu ditentukan fungsi tujuannya lebih
dulu baru kemudian menunjukkan kendala-kendala yang ada (lihat Gambar 9.10).
T. PEMILIHAN MEDIA DENGAN PRINSIP PENGUJIAN TINGGI
Salah satu tugas di dalam
kegiatan periklanan adalah mengalokasikan anggaran yang terbatas ke berbagai
alternatif penggunaan. Kriteria yang sering dipakai dalam penentuan anggaran
periklanan ini adalah persentase
tertentu dari penjualan total. N
amun, hal ini tidak berarti bahwa turunnya penjualan akan menurunkan pula
anggaran periklanannya.
Salah satu cara pemilihan
media adalah dengan menggunakan Prinsip
Pengujian Tinggi (High Assay Principle) yang dikemukakan oleh Young dan
Rubicam (dalam Stern, 1966, h. 75). Mereka mengemukakan suatu prinsip bahwa media yang paling efektif
harus digunakan semaksimal mungkin sebelum
media yang paling efektif berikutnya digunakan. dari iklan ke k akan sama dengan 1/k kali penjualan
yang dihasilkan dari
iklan pertama. Dengan kata lain, persamaan tersebut dapat
ditulis dalam bentuk rumus sebagai berikut.
Biaya iklan untuk
penggunaan ke-k Biaya iklan untuk
penggunaan ke-k


Penjualan dari penggunaan
ke- k 1 I k (penjualan dari penggunaan pertama)
Dengan cara seperti itu
dapatlah dihitung biaya periklanan per penjualan untuk masing-masing media
menurut frekuensi penggunaannya.Setelah itu dilakukan, kombinasi terse but
harus ditentukan urutannya dari biaya per penjualan terendah sampai biaya per
penjualan yang tertinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar