Jumat, 30 Maret 2018

Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan



A.   Pengertian dan manfaat neraca

Neraca (balance sheet) adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan (Aktiva), kewajiban-kewaiban (utang) dan hak para pemilik perusahaan yang tertanam dalam sumber-sumber perusahaan tersebut (modal pemilik) pada suatu saat.

                              Aktiva = Utang + Ekuitas Pemilik

Neraca harus disusun secara sistematis agar dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan keuangan perusahaan. Sistematis dalam artian urutan penyajian  pos-pos dalam neraca harus berdasarkan likuiditasnya, investasi jangka panjang urutan berdasarkan sifat-sifatnya, aktiva tetap berdasarkan kekekalannya. Secara umum neraca diklasifikasikan menjadi pos-pos lancar dan nonlancar. Namun pada industry tertentu ada juga yang mengklasifikasikan menjadi asset produktif dan non produktif, ini biasanya terjadi pada industry perbankan, atau asset berisiko dan tidak berisiko, asset moneter dan nonmoneter.
Informasi yang dapat diperoleh dari analisis neraca diantaranya adalah informasi tentang :
·         Likuiditas, likuiditas perusahaan yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Informasinya dapat diperoleh dengan membandingkan aktiva lancar dengan dengan utang lancar (current ratio) atau antara quick assets dengan current liabilities  (quick Ratio)
·         Solvabilitas, solvabilitas (solvency) perusahaan yaitu kemampuan perusahaan membayar seluruh  utang lancar dan utang jangka panjangnya. Yaitu dengan membandingkan total aktiva dengan total uang, antara total uang dengan ekuitas pemilik, atau antara total asset dengan ekitas pemilik.
·         Fleksibilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk menambah jumlah dananya dengan  membandingkan antara total uang dengan ekuitas pemilik.

B.      Keterbatasan neraca
Neraca menyajikan keadaan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi berterima umum (generally accepted accounting principles) pada tanggal tertentu. Hal ini menimbulkan beberapa keterbatasan yaitu :
1.      Neraca disajikan dengan dasar nilai historis dalam menilai dan melaporkan aktiva dan utang-utangnya, sehingga neraca tidak menggambarkan nilali sekarang (current value) dari perusahaan.
2.      Kesulitan pengguanaan taksiran atau etimasi dalam pengukuran aktiva, seperti kolektibilitas piutang, taksiran harga pasar sediaan, dan penetuan umur ekonomis aktiva tetap, dan sebagainya.
3.      Tidak semua informasi yang bersifat finansial bagi perusahaan dapat disajikan dalam neraca karena tidak ada dasar pencatatan yang obyektif.
4.      Apabila perusahaan ingin membandingkan neraca perusahaannya dengan neraca perusahaan lain, ketidaksamaan dalam klasifikasi, metode akutansi dan etimasi akutansi akan menyulitkan perbandingan neraca antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya.

C.   Komponen neraca
Komponen neraca diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Aktiva (assets), adalah manfaat ekonomik masa depan yang cukup pasti diperoleh atau didkendalikan oleh suatu entitas sebagai hasil dari peristiwa atau transaksi yang lalu. Aktiva diklasifikasikan dalam neraca menurut urutan likuiditasnya sebagai berikut :
a.       Aktiva lancar
b.      Investasi jangka panjang (penyertaan)
c.       Aktiva tetap atau properti, pabrik dan peralatan
d.      Aktiva tak berwujud
e.       Aktiva lain-lain
Karakteristik aktiva menurut FASB (1985) adalah :
a.       Manfaat ekonomis masa depan yang  cukup pasti, meliputi kapasitas untuk menyumbang secara langsung atau tidak langsung terhadap aliran masuk kas bersih masa datang.
b.      Sebuah entitas tertentu dapat memperoleh dan mengendalikan akses entitas-entitas lain terhadapmanfaat tersebut.
c.       Transaksi atau kejadian lain yang memberikan kenaikan hak atau pengendalian entitas tersebut terhadap yang telah terjadi.

2.      Kewajiban, adalah pengorbanan manfaat ekonomik yang cukup pasti dan timbul dari keharusan sekarang dari suatu entitas untuk mentransfer suatu asset atau menyediakan jasa kepada entitas lain di masa yang akan datang sebagai akibat peristiwa atau transaksi yang lalu. Kewajiban diklasifikasikan dalam neraca menurut urutan jatu temponya (likuiditasnya) sebagai berikut :
a.       Kewajiban lancar (jangka pendek)
b.      Kewajiban jangka panjang
c.       Kewajiban lain-lain
Kewajiban memiliki tiga komponan penting, yaitu :
a.       Akibat dari transaksi (peristiwa)  masa lalu. Kewajiban hanya diakui  jika transaksi yang mengakibatkan timbulnyakewajiban tersebut sudah terjadi.
b.      Penyerahan aktiva (jasa) di masa mendatang yang cukup pasti. Kewajiban selalu mengharuskan debitur untuk menyerahkan aktiva (jasa) kepada pihaklain di masa menatang.
c.       Keharusan sekarang. Penyeraha altiva (jasa)di masa depan itu merupakan keharusan sekarang.
3.      Ekuitas, adalah hak sisa yang ada di  dalam aktiva suatu entitas sesudah dikurangi dengan kewajiban. Ekuitas diklasifikasikan dalam neraca berdasarkan sifat kekekalannya sebagai berikut :
a.       Modal saham
b.      Agio saham (kelebihan setoran modal)
c.       Saldo laba

Berikut komponen-komponen neraca yang lebih terperinci :
1.     Asset
Menurut SAK (2007), asset adalah sumberdaya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.
Aktiva atau asset perusahaan berasal dari peristiwa atau transaksi lain yang tejadi di masa lalau. Perusahaan biasanya memperoleh aktiva melalui pembelian atau produksi sendiri, tetapi peristiwa lain jua da pat menghasilkan aktiva.
a.       Aktiva lancar (current asset)
Menurut PSAK No. 1 (revisi 1998), suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut
-          Dikperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan
-          Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek  dan diharapkan akan direalisasikn dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca
-          Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi
Menurut skousen, stice and stice (2000), aktiva lancar yang paling umum adalah kas, piutang dan sediaan. Berikut ini merupakan siklus operasi normal perusahaan.

Umumnya siklus operasi normal perusahaan adalah kurang dar satu tahun, tetapi bila lebih dari satu tahun maka yang digunakan sebagai pedoman untuk menentukan lancar tidaknya suat aktiva adalah siklus kegiatan norma.
Siklus kegiatan normal adalah waktu  rata-rata yang diperlukan untuk membeli bahan baku dan bahan habis pakai, kemudian diolah untuk dijual sehingga kas menjadi kembali.
Pada umumnya, aktiva lancar akan meliputi pos-pos sebagai berikut
Ø  Kas dan setara kas, yaitu uang tunai atau rekening giro/depositi di bankdan alat pembayaran lain (check, slipnkartu debet bank) yang dapat disamakan dengan uang kas, yang tersedia untuk kegiatan umum perusahaan. Kas atau bank dibatasi penggunaannya untuk dana yang disisihkan untuk perolehan aktiva tetap atau pelunasan utang jangka panjang tidak dapat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Dalam neraca kas/bank disajikan  sebesar nilai nominalnya.
Ø  sekuritas (efek).menurut PSAK No.24par.11. adalah barang berharga . Yaitu surat pengakuan uang,surat berharga komersial, saham, oblogasi, tanda terima uang dan penyertaan kontrak investasi kolektif. Surat berharga harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a) punya pasar yang luas dan dapat diperjual belikan dengan harga relatif stabil
b) dimaksudkan untuk di jual kembali untuk jangka pendek
c) tidak dimaksudkan untuk mengendalikan perusahaan lain
Ø  Piutang , piutang di golongkan dalam 2 kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha,wesel,piutang lain-lain harus disajikan secara terpisah dineraca jumlah bruto dikurangi taksiran jumlah yang tidak bisa ditagih,dikenal dengan nilai realisasi neto.
Ø  persediaan . Pengertian mnurut PSAK No.24 par 3, adalah aset yang :
a)Tersedia untuk di jual dalam kegiatan usaha normal
b) dalam proses produksi dan dalam perjalanan
c) dalam bentuk bahan untuk digunakan dama proses produksi biaya dibayar di muka , yaitu biaya sang sudah dibayar tetapi masih memiliki manfaat ekonomis

2.     investasi jangka panjang
berutujuan untuk memperoleh pendapatan tetap atau untuk memperoleh kenaikan harga jual . Investasi jangka panjang umumnya terdiri atas salah satu jenis jenis invertasi berikut:
      Investasi dalam bentuk oblogasi saham atau wesel
      Investasi dalam bentuk aktiva tetap ditak untuk kegiatan usaha
      Investasi dalam bentuk dana dana khusus
3.     aktiva tetap berwujud dan tak berwujud
aktiva bewujud dapat diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun sendiri  Aktiva tak berwujud mencerminkan hak-hak istimewa atau posisi yng menguntungkan oerusahaan daklam mendapatkan keuntungan

D.   BENTUK NERACA
1. bentuk akun
Dalam bentuk akun atau rekening aktiva dilaporkan padda sisi sebelah kiri dan kewajiban serta ekuitas pemilik di sebelah kanan benttuk ini sering di pakai , khususnya pada perusahaan yang ingin menyajikan neraca komperasi dalam dua tahun
            2. Bentuk laporan
Pada bentuk laporan bagian aktiva , kewajiban dan modal pemilik disusun secara vertikal . Bentuk laporan ini lebih populer karena dapat membandingkan 2 buah neraca attau lebih untuk tahun-tahun yang berurutan.
Kegiatan Belajar 2.
A.   CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
            Catatan atas Laporan Keuangan merupakan komponen laporan keuangan yang baru yang kedudukannya menggantikan Nota Perhitungan Anggaran. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan, daftar rinci, dan analisis suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang memadai.

Hal-hal yang Ditulis dalam Catatan Atas Laporan Keuangan  
      Ulasan umum tentang perusahaan yang bersangkutan
      Ikhtisar yang menjelaskan tentang kebijakan akuntansi perusahaan
      Menjelaskan semua hal pada setiap akun dalam laporan keuangan dan juga berbagai informasi lainnya.
      Penjelasan tentang dasar yang diambil untuk menyusun laporan keuangan serta kebijakan akuntansi yang diberikan pada setiap transaksi dan peristiwa penting dalam keuangan perusahaan.
      Laporan yang tidak tercantum dalam laporan keuangan tapi diwajibkan di dalam PSAK.
      Berbagai informaski lainnya yang perlu disajikan dengan wajar tetapi tidak disajikan di dalam laporan keuangan.

B.   TEKNIK PENGUNGKAPAN INFORMASI TAMBAHAN
a. Parenthical Explanation
            Teknik ini merupakan salah satu teknik yang bisa digunakan untuk mengungkapkan kebijakan-kebijakan tertentu di luar format umum laporan keuangan yang utama. Keunggulan dari cara ini adalah meminimalisasi kemungkinan yang akan terjadi atas kelalaian pemakai laporan keuangan untuk melihat pengungkapan berupa notes (catatan) terintegrasi di bawah laporan keuangan.
b. Catatan kaki
            Laporan keuangan saat ini telah memunculkan apa yang bisa disebut sebagai era catatan kaki. Di satu pihak, cara ini merupakan peningkatan dalam pelaporan karena menghasilkan pengungkapan secara lebih lengkap peristiwa – peristiwa keuangan dan dat keuangan yang
C. Referensi Silang dan Pos-Pos Kontra
            Referensi silang merupakan suatu hubungan antara aktiva dengan hutang dalam neraca.Selain itu dapat juga dibuat akun kontra atau akun pembantu. Di mana akun kontra merupakan akun yang akan mengurangi nilai aktiva, kewajiban maupun harta pemilik. Akun yang termasuk ke dalam golongan ini contohnya adalah Akumulasi Penyusutan.


D. Supporting schedule (Sekedul Pendukung)
            Karena neraca hanya membuat satu pos ikhtisar, maka dibuatlah suatu pencatatan yang bernama Supporting schedule yaitu, merupakan suatu schedule yang terpisah dari laporan keuangan untuk menyajikan informasi yang lebih rinci mengenai aktiva atau kewajiban tertentu.

Makalah Sumber Daya Manusia



MAKALAH
  MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA



DISUSUN OLEH
        1. ANIS AMBARWATI
        2. LUSI KURNIAWATI
        3. ROBBY BAGUS S.  

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ YOGYAKARTA
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI



MODUL 9
Kegiatan Belajar 1 : komunikasi dan komunikasi pemasaran terpadu

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan kepada pihak lain dan memerlukan enam elemen, yaitu: sebuah sumber, sebuah pesan, sebuah sal uran komuni kasi, peneri ma, dan proses penyampai an (encoding) dan penerimaan (decoding) (Kerin, et. al., 2007, h. 332).
Komunikasi pemasaran merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penj ual, dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pembuatan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik (Nickels, 1978, h. 300).
Komunikasi pemasaran terpadu adalah penggunaan promosi yang terkoordinasi dan strategis untuk menciptakan satu pesan yang konsisten lint as saluran komunikasi ganda agar menimbulkan dampak persuasif yang maksimum pada pelanggan perusahaan baik yang ada maupun pelanggan potensial.

A.    PENTINGNYA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM PROSES ADOPSI
Proses adopsi yang dilakukan oleh konsumen terjadi melalui beberapa tahapan seperti dikemukakan oleh Assael (2004, h. 479), yaitu berikut ini :
1.      Kesadaran (awareness): cal on pembeli a tau pembeli potensial mengetahui adanya suatu produk tertentu tetapi kurang mendetail, misalnya tidak mengetahui tentang kegunaan produk tersebut atau cara pemakaiannya.
2.      Pengetahuan (knowledge): pembeli potensial tersebut melanjutkan prosesnya, yaitu mencari informasi atau pengetahuan tentang produk yang dikehendaki.
3.      Evaluasi (evaluation): ia mulai menguji mental dengan menerapkan produk tersebut ke dalam kondisi pribadinya, apakah fakta tentang produk itu diperkirakan cocok atau tidak dengan keinginannya.
4.      Percobaan (trial): pembeli melakukan percobaan pertama kali produk tersebut untuk menikmati penggunaannya. Jika pembeli tidak dapat mencoba lebih dulu karena mungkin terlalu mahal atau sulit diperoleh,maka ada kemungkinan menemui beberpa kesulitan dikemudian hari.
5.      Adopsi (adoption): pembeli mengambil keputusan apakah menerima atau menolak produk yang sudah dicoba itu. Jika dalam tahap evaluasi dan percobaan penggunaannya pembeli merasa puas, maka kemungkinan besar ia akan menerima/mengadopsi atau mengambil keputusan beli.
6.      Evaluasi pascabeli (postpurchase evaluation): meskipun pembeli tersebut telah mengambil keputusan untuk membeli atau mengadopsi suatu produk, namun ia dapat terus mempertimbangkan kembali keputusannya dan berusaha mencari informasi yang dapat memperkuat keputusannya.
B.     KERANGKA AIDA
Kerangka AIDA ini terdiri atas empat variabel pokok dan saling berhubungan dengan tugas-tugas promosi, yaitu untuk:
1.      mencari perhatian (attention),
2.      membangkitkan minat (interest),
3.      membangkitkan keinginan (desire),
4.      mendorong tindakan (action).

C.    BAURAN PROMOSI
Bauran promosi (promotion mix), atau disebut promosi saja, merupakan salah satu variabel di dalam bauran pemasaran (marketing mix) yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau jasanya.
Promosi adalah fungsi pemasaran yang memfokuskan pengomunikasian komponen-komponen program pemasaran secara persuasif kepada khalayak sasaran untuk menunj ang pertukaran antara pemasar dan konsumen dan untuk membantu mencapai tuj uan dari kedua belah pihak Burnett (1993). Sedangkan 8olomon, et. al. (2008, h. 375) mengart i kan promosi sebagai koordi nasi upayaupaya komunikasi pemasaran untuk mempengaruhi sikap atau periIaku.Bauran promosi itu terdiri atas lima variabel meskipun dapat pula ditambahkan satu variabel lagi seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2006, h. 496) sebagai berikut.
1.      Periklanan : Bentuk presentasi dan promosi non pribadi melalui media tentang ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
2.      Penjualan tatap muka (personal selling) : Presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.
3.      Promosi penjualan :  Kegiatan pemasaran selain penjualan tatap muka, periklanan, dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektivitas pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut, antara lain peragaan, pertunjukan dan pameran, demonstrasi, dan sebagainya.
4.      Hubungan masyarakat : Upaya-upaya komunikasi yang dirancang oleh suatu organisasi untuk mempengaruhi secara positif sikap terhadap organisasi itu, produknya dan kebijakan-kebijakannya.
5.      Publisitas :  Bentuk khusus hubungan masyarakat yang melibatkan komunikasi tentang suatu organisasi, produknya, atau kebijakannya melalui media tanpa biaya persponsoran dari organisasi itu.
6.      Pemasaran langsung : Penggunaan surat, telepon, fax, e-mail, dan alat kontak nonpersonal lainnya untuk mengomunikasikan secara langsung atau mengumpulkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan spesifik.
7.      Event dan pengalaman : Aktivitas dan program yang disponsori perusahaan dan dirancang untuk menciptakan interaksi sehari-hari atau interaksi yang terkait dengan merek khusus.



D.    TUJUAN PROMOSI
Dalam praktek, promosi dapat dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan-tujuan berikut:
1.      Modifikasi Perilaku Orang-orang yang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan, antara lain: mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan atau instruksi, memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat.
2.      Memberi Tahu Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk memberi tabu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informatif umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal di dalam daur hidup produk.
3.      Membujuk Promosi yang bersifat membujuk (persuasij) umumnya kurang disenangi oleh sebagian masyarakat. Namun, kenyataannya sekarang ini justru yang banyak muncul adalah promosi yang bersifat persuasif. Promosi demikian ini terutama diarahkan untuk mendorong pembelian.
4.      Mengingatkan Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama produk itu berada dalam tahap kedewasaan di dalam daur hidup produk.

E.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BAURAN PROMOSI
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan kombinasi terbaik dari variabel-variabel bauran promosi. Faktor-faktor tersebut adalah :
1.      Jumlah Dana, Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi bauran promosi. Perusahaan yang memiliki dana lebih besar, kegiatan promosinya akan lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan yang hanya mempunyai sumber dana lebih terbatas.
2.      Sifat Pasar, Beberapa macam sifat pasar yang mempengaruhi bauran promosi ini meliputi:
a.       Luas pasar secara geografis
b.      Konsentrasi pasar
c.       Macam pembeli
3.      Jenis Produk, Faktor lain yang turut mempengaruhi strategi promosi perusahaan adalah jenis produknya, apakah barang konsumen atau barang industrial. Dalam mempromosikan barang konsumen perlu dipertimbangkan juga macam barangnya, apakah barang konvenien, shopping, atau barang spesial. Pada barang industrial pun juga demikian, cara mempromosikan instalasi akan berbeda dengan perlengkapan operasi.
4.      Tahap-tahap dalam Daur Hidup Produk
a.          Pada tahap perkenalan
b.         Pada tahap pertumbuhan
c.          Pada tahap kedewasaan
d.         Pada tahap penurunan



F.     PELAKSANAAN RENCANA PROMOSI
Pelaksanaan rencana promosi akan melibatkan beberapa tahap, yaitu :
1.      mengidentifikasi pasar sasaran, Pasar sasaran atau segmen pasar yang ingin dilayani oleh perusahaan dalam kampanye promosinya harus dapat dibatasi secara terpisah menurut faktor demografis atau psikhografis. Pembahasan ini dapat dilakukan melalui riset pasar.
2.      menentukan tujuan, Tentang tujuan promosi telah dibahas di muka, dan merupakan langkah berikutnya setelah menantikan siapa calon pelanggan untuk kegiatan promosi. Sungguh tidak mungkin merencanakan program promosi tanpa manajer mengetahui tentang tujuan atau apa yang hendak dicapainya.
3.      merancang pesan, Tahap selanjutnya dimulai dengan mempersiapkan pesan yang tepat untuk mencapai pasar sasaran. Tentu saja, sifat pesan itu akan berbeda-beda, bergantung pada tujuan promosinya. Jika suatu produk masih berada pada tahap perkenalan dalam daur hidupnya, maka informasi tentang produk akan menjadi tema utama dalam promosinya.
4.      menentukan bauran promosi, Fungsi penjualan tatap muka dapat menjelaskan lebih terang tentang pesan periklanan yang menyatakan penawaran produk atau jasa sesuai dengan keinginan pembeli.
5.      memilih saluran komunikasi, Pemilihan saluran komunikasi berkaitan dengan dua macam saluran, yaitu saluran komunikasi perorangan (personal communication channel) dan saluran komunikasi nonperorangan (nonpersonal communication channel). Sesuai dengan konsep tentang komunikasi pemasaran terpadu, sebaiknya pemasar mengombinasikan kedua saluran komunikasi tersebut untuk mencapai tujuan.
6.      menyusun anggaran, Penyusunan anggaran promosi bukanlah tugas yang ringan bagi pemasar, karena setiap anggaran yang dibuat harus dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.
7.      mengukur efektivitas, Pengukuran efektivitas ini sangat penting bagi manajer. Setiap alat promosi mempunyai pengukuran yang berbeda-beda. Hal ini juga dibahas di belakang. Tanpa dilakukannya pengukuran efektivitas tersebut akan sulit bagi perusahaan untuk mengetahui apakah tujuan dapat dicapai atau tidak.
8.      mengendalikan serta memodifikasi kampanye promosi, Setelah dilakukan pengukuran efektivitas, ada kemungkinan diadakan perubahan rencana promosi. Perubahan dapat terjadi pada bauran promosi, bauran media, pesan, anggaran promosi, atau cara pengalokasian anggaran tersebut.

G. PELUANG PERIKLANAN
Kegiatan periklanan (sebagai bagian dari bauran pemasaran) yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan bergantung pada beberapa faktor, seperti:
1.      jenis produk
2.      sifat pasarnya
3.      keadaan persaingan, dan sebagainya.
Keputusan-keputusan yang menyangkut periklanan selalu berkaitan dengan aspek komunikasi
pemasaran lainnya, seperti: penjualan tatap muka, promosi penjualan, publisitas, dan hubungan masyarakat. Sebelum menentukan anggaran dan perencanaan periklanan yang lain, manajer harus menentukan lebih dulu apakah periklanan perlu dilakukan. Penaksiran peluang untuk periklanannya dimulai dengan memperkirakan potensi permintaan primer dan permintaan selektif. Manajer harus memperkirakan juga keadaan-keadaan yang merupakan akibat dari periklanan itu.

H. AKIBAT PERIKLANAN PADA PERMINTAAN PRIMER DAN SELEKTIF
Periklanan dapat mendorong permintaan primer maupun permintaan selektif atau kedua-duanya. Pada permintaan primer terdapat kenaikan permintaan untuk kategori produk melalui peningkatan konsumsi per kapita atau melalui penambahan beberapa pembeli baru. Sedangkan pada permintaan selektif terdapat kenaikan permintaan untuk suatu merek tertentu dalam kategori produk. Sering persaingan timbul pada waktu masing-masing merek berusaha meningkatkan permintaan selektifnya yang akan mengakibatkan kenaikan dalam permintaan primer.
Ada anggapan bahwa kurva permintaan yang dijumpai perusahaan adalah tetap. Jika harga diturunkan maka kurva permintaannya akan mempunyai arah menurun dan penjualan meningkat. Tingkat penjualan baru tersebut cenderung menghasilkan laba lebih besar seperti yang terlihat
pada sebuah fungsi dari bentuk kurva permintaan dan perilaku biaya variabel.

Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan

A.    Pengertian dan manfaat neraca Neraca (balance sheet) adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusah...